Dikisahkan, seekor induk bebek yang mengerami beberapa butir telurnya. Lalu, suatu waktu telur-telur itu pun menetas. Lucunya, dari beberapa butir telur itu, keluarlah satu anak yang berbeda dengan itik-itik yang lain. Semua anak itik yang lain menertawakan kehadirannya. Dialah si Itik yang buruk rupa.
Anak itik yang lain selalu menghardik dan menggigit Itik Buruk Rupa itu. Tak satu pun saudaranya menyukainya.”Hei kamu itu jelek. Jangan pernah mengikuti kami,”hardik saudara-saudaranya. Tentu saja Itik Buruk Rupa sedih menerima perlakuan seperti itu. Ia pun pergi memisahkan diri dari saudara-saudaranya itu.Bahkan Itik Buruk Rupa pun tak disukai oleh ibunya sendiri, si Induk bebek yang telah mengeraminya.
Tak hanya saudaranya sesama itik yang tidak menyukainya, hewan-hewan lain seperti anjing dan ayam pun enggan berteman dengannya. Hal ini membuat si itik Buruk Rupa semakin sedih. Ia terus berjalan seorang diri.
Si Itik Buruk Rupa berjalan seorang diri. Sampai akhirnya ia melihat sekawanan angsa sedang berenang di sungai. Ia terus memperhatikan kawanan angsa itu dan sembari menangis.
“Wahai Itik, mengapa kamu menangis,?” tanya si angsa. Itik Buruk Rupa pun menceritakan nasibnya yang malang pada kawanan angsa yang dilihatnya baik itu.
Angsa pun member tahu itik bahwa dia memang berbeda dengan saudara-saudaranya. Tapi apa yang ada pada dirinya, belum tentu dimiliki oleh saudara-saudaranya. Kawanan angsa itu pun mangajak Itik Buruk Rupa untuk berenang. Wow, ternyata ia pun bisa berenang.
“Nah coba perhatikan tubuhmu, kamu seperti kami, bukan seperti itik,” jelas salah satu angsa.
Sejak saat itu, Itik Buruk Rupa tak pernah sedih. Ia sudah memiliki teman, yaitu sekawanan angsa.
Ternyata dirinya Anak angsa, Yang suatu saat kelak,
Akan jauh lebih cantik dari saudara-saudaranya.
Pesan Moral yang didapat adalah menjadi sesuatu yang berbeda dari kebanyakan orang bukanlah sebuah masalah besar. Kita seharusnya memandang jauh ke depan. Bisa saja, sesuatu yang hari ini buruk, suatu saat kelak, akan berubah menjadi baik.
Hari ini sebuah kekurangan, hari nanti bisa jadi kelebihan.
Anak itik yang lain selalu menghardik dan menggigit Itik Buruk Rupa itu. Tak satu pun saudaranya menyukainya.”Hei kamu itu jelek. Jangan pernah mengikuti kami,”hardik saudara-saudaranya. Tentu saja Itik Buruk Rupa sedih menerima perlakuan seperti itu. Ia pun pergi memisahkan diri dari saudara-saudaranya itu.Bahkan Itik Buruk Rupa pun tak disukai oleh ibunya sendiri, si Induk bebek yang telah mengeraminya.
Tak hanya saudaranya sesama itik yang tidak menyukainya, hewan-hewan lain seperti anjing dan ayam pun enggan berteman dengannya. Hal ini membuat si itik Buruk Rupa semakin sedih. Ia terus berjalan seorang diri.
Si Itik Buruk Rupa berjalan seorang diri. Sampai akhirnya ia melihat sekawanan angsa sedang berenang di sungai. Ia terus memperhatikan kawanan angsa itu dan sembari menangis.
“Wahai Itik, mengapa kamu menangis,?” tanya si angsa. Itik Buruk Rupa pun menceritakan nasibnya yang malang pada kawanan angsa yang dilihatnya baik itu.
Angsa pun member tahu itik bahwa dia memang berbeda dengan saudara-saudaranya. Tapi apa yang ada pada dirinya, belum tentu dimiliki oleh saudara-saudaranya. Kawanan angsa itu pun mangajak Itik Buruk Rupa untuk berenang. Wow, ternyata ia pun bisa berenang.
“Nah coba perhatikan tubuhmu, kamu seperti kami, bukan seperti itik,” jelas salah satu angsa.
Sejak saat itu, Itik Buruk Rupa tak pernah sedih. Ia sudah memiliki teman, yaitu sekawanan angsa.
Ternyata dirinya Anak angsa, Yang suatu saat kelak,
Akan jauh lebih cantik dari saudara-saudaranya.
Pesan Moral yang didapat adalah menjadi sesuatu yang berbeda dari kebanyakan orang bukanlah sebuah masalah besar. Kita seharusnya memandang jauh ke depan. Bisa saja, sesuatu yang hari ini buruk, suatu saat kelak, akan berubah menjadi baik.
Hari ini sebuah kekurangan, hari nanti bisa jadi kelebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar