Kamis, 07 April 2016

Tips untuk Mengajarkan Anak Selalu Bersyukur 8 Tips

Senang pastinya yah bunda kalau anak kita sehat dah gitu pinter nah itu semua tak lepas dari peran kita sebagai orang tua baca yuuks bunda tips agar si anak bisa menjadi anak yang bisa bersyukur

1. Katakan tidak

Semua permintaan anak tidak selalu harus dituruti, bahkan ketika Anda mudah membelinya. Anak perlu belajar, segala sesuatu yang mau kita miliki perlu usaha untuk mendapatkannya.

2. Tolong dan terima kasih

Dua kata ajaib, tolong dan terima kasih bisa membantu mereka menghormati orang lain. Jangan lupa mengajarkan kontak mata saat bicara, berjabat tangan yang tepat pada orangtua atau orang yang lebih tua.

3. Praktek amal

Tunjukkan pada anak, bagaimana di sekeliling kita ada anak-anak yang kurang beruntung. Ajak si kecil untuk menyumbangkan pakaian dan mainan yang tidak terpakai pada mereka yang membutuhkan. Bila perlu, lakukan ini secara teratur mulai dari memilah barang sampai mengirimkan barang, sehingga anak-anak melihat langsung apa yang mereka lakukan.

 4. Miliki waktu berkualitas

Pastikan Anda dan keluarga memiliki waktu bersama untuk sekedar bermain atau berakhir pekan. Dengan begitu, anak akan belajar bersyukur mendapatkan kasih sayang orangtuanya.

5. Menahan diri untuk selalu membeli banyak mainan

Hanya karena ada beberapa seri mainan, seperti mobil-mobilan, boneka dan sebagainya, Anda membelikannya. Anak yang selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan tidak akan berlajar menghargai apa yang mereka miliki.

6. Hormat pada orang yang lebih tua

Ajari anak untuk selalu berbagi dengan saudara, keluarga, termasuk kakek-nenek akan membuatnya menghargai dan bertanggung jawab. Beritahu juga pada keluarga untuk memanjakan anak dengan conta, waktu dan kasih sayang dan bukan hanya mainan atau uang.

7. Ajarkan nilai uang

Mintalah anak Anda menabung dan memberikan uangnya untuk amal. Jika Anda melakukan ini dari usia dini, percayalah dia akan belajar menyisihkan uang dan bertanggung jawab.

8. Berbagi cerita

Jangan menganggap anak tidak mengerti apapun mengenai kondisi finansial keluarga dan menceritakan bagaimana sulitnya memperoleh itu. Sebab memiliki segalanya, itu relatif dan bukan berarti yang terbaik. Yang terpenting bagaimana dia bisa memanfaatkan itu menjadi lebih berguna bagi dirinya dan lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar